Social Icons

Korupsi Dan Hukum Politik



Korupsi merupakan permasalah mendesak yang harus diatasi, agar tercapai pertumbuhan dan geliat ekonomi yang sehat. Berbagai catatan tentang korupsi yang setiap hari diberitakan oleh media massa baik cetak maupun elektronik, tergambar adanya peningkatan dan pengembangan model-model korupsi. Retorika anti korupsi tidak cukup ampuh untuk memberhentikan praktek tercela ini. Peraturan perundang-undang yang merupakan bagian dari politik hukum yang dibuat oleh pemerintah, menjadi meaning less, apabila tidak dibarengi dengan kesungguhan untuk manifestasi dari peraturan perundang-undangan yang ada. Politik hukum tidak cukup, apabila tidak ada recovery terhadap para eksekutor atau para pelaku hukum. Konstelasi seperti ini mempertegas alasan dari politik hukum yang dirancang oleh pemerintah tidak lebih hanya sekedar memenuhi meanstream yang sedang terjadi.
Dimensi politik hukum yang merupakan “kebijakan pemberlakuan” atau “enactment policy”, merupakan kebijakan pemberlakuan sangat dominan di Negara berkembang, dimana peraturan perundang-undangan kerap dijadikan instrumen politik oleh pemerintah, penguasa tepatnya, untuk hal yang bersifat negatif atau positif. Dan konsep perundang-undangan dengan dimensi seperti ini dominan terjadi di Indonesia, yang justru membuka pintu bagi masuknya praktek korupsi melalui kelemahan perundang-undangan. Lihat saja Undang-undang bidang ekonomi hasil analisis Hikmahanto Juwana, seperti Undang-undang Perseroan Terbatas, Undang-undang Pasar Modal, Undang-undang Hak Tanggungan, UU Dokumen Perusahaan, UU Kepailitan, UU Perbankan, UU Persaingan Usaha, UU Perlindungan Konsumen, UU Jasa Konstruksi, UU Bank Indonesia, UU Lalu Lintas Devisa, UU Arbitrase, UU Telekomunikasi, UU Fidusia, UU Rahasia Dagang, UU Desain Industri dan banyak UU bidang ekonomi lainnya. Hampir semua peraturan perundang-undangan tersebut memiliki dimensi kebijakan politik hukum “ kebijakan pemberlakuan”, dan memberikan ruang terhadap terjadinya praktek korupsi.

Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa Negara-negara industri tidak dapat lagi menggurui Negara-negara berkembang soal praktik korupsi, karena melalui korupsilah sistem ekonomi-sosial rusak, baik Negara maju dan berkembang. Bahkan dalam bukunya “The Confesion of Economic Hit Man” John Perkin mempertegas peran besar Negara adidaya seperti Amerika Serikat melalui lembaga donor seperti IMF, Bank Dunia dan perusahaan Multinasional menjerat Negara berkembang seperti Indonesia dalam kubangan korupsi yang merajalela dan terperangkap dalam hutang luar negeri yang luar biasa besar, seluruhnya dikorup oleh penguasa Indonesia saat itu. Hal ini dilakukan dalam melakukan hegemoni terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia, dan berhasil. Demokratisasi dan Metamorfosis Korupsi Pergeseran sistem, melalui tumbangnya kekuasaan icon orde baru, Soeharto. Membawa berkah bagi tumbuhnya kehidupan demokratisasi di Indonesia. Reformasi, begitu banyak orang menyebut perubahan tersebut. Namun sayang reformasi harus dibayar mahal oleh Indonesia melalui rontoknya fondasi ekonomi yang memang “Buble Gum” yang setiap saat siap meledak itu. Kemunafikan (Hipocrasy) menjadi senjata ampuh untuk membodohi rakyat. Namun, apa mau dinyana rakyat tak pernah sadar, dan terbuai oleh lantunan lembut lagu dan kata tertata rapi dari hipocrasi yang lahir dari mulut para pelanjut cita-cita dan karakter orde baru. Dulu korupsi tersentralisasi di pusat kekuasaan, seiring otonomi atau desentralisasi daerah yang diikuti oleh desentralisasi pengelolaan keuangan daerah, korupsi mengalami pemerataan dan pertumbuhan yang signifikan. Pergeseran sistem yang penulis jelaskan, diamini oleh Susan Rose-Ackerman, yang melihat kasus di Italy, Rose menjelaskan demokratisasi dan pasar bebas bukan satu-satunya alat penangkal korupsi, pergeseran pemerintah otoriter ke pemerintahan demokratis tidak serta merta mampu menggusur tradisi suap-menyuap. Korupsi ada di semua sistem sosial –feodalisme, kapitalisme, komunisme dan sosialisme. Dibutuhkan Law effort sebagai mekanisme solusi sosial untuk menyelesaikan konflik kepentingan, penumpuk kekayaan pribadi, dan resiko suap-menyuap. Harus ada tekanan hukum yang menyakitkan bagi koruptor. Korupsi di Indonesia telah membawa disharmonisasi politik-ekonomi-sosial, grafik pertumbuhan jumlah rakyat miskin terus naik karena korupsi.
Dalam kehidupan demokrasi di Indonesia, praktek korupsi makin mudah ditemukan dipelbagai bidang kehidupan. Pertama, karena melemahnya nilai-nilai sosial, kepentingan pribadi menjadi pilihan lebih utama dibandingkan kepentingan umum, serta kepemilikan benda secara individual menjadi etika pribadi yang melandasi perilaku sosial sebagian besar orang. Kedua, tidak ada transparansi dan tanggung gugat sistem integritas public. Biro pelayanan publik justru digunakan oleh pejabat publik untuk mengejar ambisi politik pribadi, semata-mata demi promosi jabatan dan kenaikan pangkat. Sementara kualitas dan kuantitas pelayanan publik, bukan prioritas dan orientasi yang utama. Dan dua alasan ini menyeruak di Indonesia, pelayanan publik tidak pernah termaksimalisasikan karena praktik korupsi dan demokratisasi justru memfasilitasi korupsi. Korupsi dan Ketidakpastian Pembangunan Ekonomi Pada paragraf awal penulis jelaskan bahwa korupsi selalu mengakibatkan situasi pembangunan ekonomi tidak pasti. Ketidakpastian ini tidak menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sehat. Sektor swasta sulit memprediksi peluang bisnis dalam perekonomian, dan untuk memperoleh keuntungan maka mereka mau tidak mau terlibat dalam konspirasi besar korupsi tersebut. High cost economy harus dihadapi oleh para pebisnis, sehingga para investor enggan masuk menanamkan modalnya disektor riil di Indonesia, kalaupun investor tertarik mereka prepare menanamkan modalnya di sektor financial di pasar uang.
Salah satu elemen penting untuk merangsang pembangunan sektor swasta adalah meningkatkan arus investasi asing (foreign direct investment). Dalam konteks ini korupsi sering menjadi beban pajak tambahan atas sektor swasta. Investor asing sering memberikan respon negatif terhadap hali ini(high cost economy). Indonesia dapat mencapai tingkat investasi asing yang optimal, jika Indonesia terlebih dahulu meminimalisir high cost economy yang disebabkan oleh korupsi. Praktek korupsi sering dimaknai secara positif, ketika perilaku ini menjadi alat efektif untuk meredakan ketegangan dan kebekuan birokrasi untuk menembus administrasi pemerintah dan saluran politik yang tertutup. Ketegangan politik antara politisi dan birokrat biasanya efektif diredakan melalui praktek korupsi yang memenuhi kepentingan pribadi masing-masing. Pararel dengan pendapat Mubaryanto, yang mengatakan “Ada yang pernah menyamakan penyakit ekonomi inflasi dan korupsi. Inflasi, yang telah menjadi hiperinflasi tahun 1966, berhasil diatasi para teknokrat kita. Sayangnya sekarang tidak ada tanda-tanda kita mampu dan mau mengatasi masalah korupsi, meskipun korupsi sudah benar-benar merebak secara mengerikan. Rupanya masalah inflasi lebih bersifat teknis sehingga ilmu ekonomi sebagai monodisiplin relatif mudah mengatasinya. Sebaliknya korupsi merupakan masalah sosial-budaya dan politik, sehingga ilmu ekonomi sendirian tidak mampu mengatasinya. Lebih parah lagi ilmu ekonomi malah cenderung tidak berani melawan korupsi karena dianggap “tidak terlalu mengganggu pembangunan”. Juga inflasi dianggap dapat “lebih menggairahkan” pembangunan, dapat “memperluas pasar” bagi barang-barang mewah, yang diproduksi. “Dunia usaha memang nampak lebih bergairah jika ada korupsi”! Apapun alasannya, korupsi cenderung menciptakan inefisiensi dan pemborosan sektor ekonomi selalu terjadi. Output yang dihasilkan tidak sebanding dengan nilai yang dikeluarkan, ancaman inflasi selalu menyertai pembangunan ekonomi. GDP turun drastis, nilai mata uang terus tergerus. Akibat efek multiplier dari korupsi tersebut. Mubaryanto menjelaskan, Kunci dari pemecahan masalah korupsi adalah keberpihakan pemerintah pada keadilan. Korupsi harus dianggap menghambat pewujudan keadilan sosial, pembangunan sosial, dan pembangunan moral. Jika sekarang korupsi telah menghinggapi anggota-anggota legislatif di pusat dan di daerah, bahayanya harus dianggap jauh lebih parah karena mereka (anggota DPR/DPRD) adalah wakil rakyat. Jika wakil-wakil rakyat sudah “berjamaah” dalam berkorupsi maka tindakan ini jelas tidak mewakili aspirasi rakyat, Jika sejak krisis multidimensi yang berawal dari krismon 1997/1998 ada anjuran serius agar pemerintah berpihak pada ekonomi rakyat (dan tidak lagi pada konglomerat), dalam bentuk program-program pemberdayaan ekonomi rakyat, maka ini berarti harus ada keadilan politik.
Keadilan ekonomi dan keadilan sosial sejauh ini tidak terwujud di Indonesia karena tidak dikembangkannya keadilan politik. Keadilan politik adalah “aturan main” berpolitik yang adil, atau menghasilkan keadilan bagi seluruh warga negara. Kita menghimbau para filosof dan ilmuwan-ilmuwan sosial, untuk bekerja keras dan berpikir secara empirik-induktif, yaitu selalu menggunakan data-data empirik dalam berargumentasi, tidak hanya berpikir secara teoritis saja, lebih-lebih dengan selalu mengacu pada teori-teori Barat. Dengan berpikir empirik kesimpulan-kesimpulan pemikiran yang dihasilkan akan langsung bermanfaat bagi masyarakat dan para pengambil kebijakan masa sekarang. Misalnya, adilkah orang-orang kaya kita hidup mewah ketika pada saat yang sama masih sangat banyak warga bangsa yang harus mengemis sekedar untuk makan. Negara kaya atau miskin sama saja, apabila tidak ada itikad baik untuk memberantas praktek korup maka akan selalu mendestruksi perekonomian dalam jangka pendek maupun panjang. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa skandal ekonomi dan korupsi sering terjadi dibanyak Negara kaya dan makmur dan juga terjadi dari kebejatan moral para cleptocrasy di Negara-negara miskin dan berkembang seperti Indonesia. Pembangunan ekonomi sering dijadikan alasan untuk menggadaikan sumber daya alam kepada perusahaan multinasional dan Negara adi daya yang didalamnya telah terkemas praktik korupsi untuk menumpuk pundit-pundi harta bagi kepentingan politik dan pribadi maupun kelompoknya.
Cara Untuk mengurangi Korupsi
-Sanksi bagi Partai yang anggotanya telah terbukti melakukan korupsi di pusat maupun di daerahnya sebagai wakil rakyat. maka partai tersebut, bisa mengikuti Pemilu akan datang, tetapi apabila menang maka jumlah kursi kemenangan tersebut dikurangi dengan jumlah anggotanya yang telah terbukti melakukan korupsi didaerah tersebut.
-Kursi kemenangan tersebut diberikan kepada partai kecil yang mendapat suara terbanyak pada pemilu didaerah tersebut
Dengan system ini maka korupsi di pusat dan didaerah akan mulai berkurang, karena partai akan memonitoring dalam hal aset kekayaan anggotanya selama menjadi wakil rakyat.
Bagaimana menurut anda sekarang apakah hal ini bisa kita terapkan menjadi jalan terbaik untuk mengatasi Korupsi.
-Kesadaran Dari diri sendiri untuk menjadi pribadi yang jujur dan tidak mementingkan kepentingan pribadi nampaknya cara yang sangat ampuh dalam menghadapi hal tersebut.

Kesimpulan...
Berucap untuk perubahan memang mudah. Namun, melaksanakan ucapan dalam bentuk gerakan terkadang teramat sulit. Dibutuhkan kecerdasan dan keberanian untuk mendobrak dan merobohkan pilar-pilar korupsi yang menjadi penghambat utama lambatnya pembangunan ekonomi nan paripurna di Indonesia. Korupsi yang telah terlalu lama menjadi wabah yang tidak pernah kunjung selesai, karena pembunuhan terhadap wabah tersebut tidak pernah tepat sasaran ibarat “ yang sakit kepala, kok yang diobati tangan “. Pemberantasan korupsi seakan hanya menjadi komoditas politik, bahan retorika ampuh menarik simpati. Oleh sebab itu dibutuhkan kecerdasan masyarakat sipil untuk mengawasi dan membuat keputusan politik mencegah makin mewabahnya penyakit kotor korupsi di Indonesia. Tidak mudah memang.

Bahaya membunyikan Leher



Mereganggkan otot leher setelah kita lelah beraktifitas memang sepertinya sudah menjadi kebiasaan banyak diantara kita serta dipercaya menghilangkan rasa pegal, kebiasaan itu mungkin menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan. sadar atau tidak terlalu sering melakukan hal tsb dapat meningkatkan risiko stroke
Gerakan khas yang menghasilkan bunyi mirip tulang patah sebenarnya terjadi akibat adanya pelepasan gas di dalam membran synovial yang menyelubungi persendian. Gas tersebut keluar dari membran akibat adanya tekanan yang kuat saat leher atau pinggang diputar dengan gerakan mengentak.Beberapa pakar kesehatan dari New York, mengatakan kebiasaan membunyikan leher lebih berbahaya daripada bagian lain karena bisa meningkatkan risiko stroke. Membunyikan leher pada perempuan dengan gerakan khas bisa meningkatkan risiko stroke. Hal ini memicu kerusakan arteri atau pembuluh nadi terutama pada bagian leher.
Alangkah lebih baik jika kita ingin menghilangkan pegal yaitu dengan melakukan berbagai aktivitas yang bisa mengurangi ketegangan atau rasa pegal pada otot bukan dengan membunyikan leher.

Apabila membunyikan leher sudah menjadi kebiasaan maka sebaiknya kebiasaan tersebut di hindari sesegera mungkin karena jika hal tersebut tetap di lakukan maka dapat memicu terjadinya radang sendi pada leher anda.

Fakta Tentang Gula

gula itu sangat manis..dan yang manis bisa menyebabkan kegemukan..tahukan anda ? dimana ada gula di situ ada semut..intinya semut paling doyan sama gula..tapi dia ga gemuk-gemuk ..gedenya tetep aja segede gitu,
tapi faktanya memang benar.
banyak masyarakat berpendat Efek negatif dari gula yang sering ditakuti adalah penyakit kencing manis atau diabetes khususnya diabetes melitus tipe dua. Penyakit ini disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat misalnya terlalu banyak mengkonsumsi gula. Kelebihan gula juga dapat mengakibatkan naiknya berat badan bahkan obesitas yang dapat menimbulkan berbagai penyakit. Efek lainnya adalah mudah lelah, sering mengantuk dan sulit berkonsentrasi. Sedangkan orang yang kekurangan gula akan terlihat kurus, lemas akibat kekurangan energi, kekurangan gizi sehingga mudah sakit.
Gula didapat bukan hanya dari makanan manis, karena makanan seperti nasi, roti, kentang, dan mie memiliki kandungan gula. Begitu juga dalam lauk-pauk dan buah seperti pisang, semangka atau melon. Gula yang berasal dari makanan ini termasuk dalam karbohidrat kompleks. Sedangkan gula yang terdapat dalam gula pasir, sirop dan sejenisnya termasuk dalam kelompok karbohirat sederhana. Minuman bersoda juga merupakan salah satu penyumbang gula bagi tubuh bila Anda terlalu sering mengkonsumsinya. Tidaklah mungkin menghindari gula karena gula adalah salah satu jenis karbohidrat. Dan seperti yang sudah diketahui, karbohidrat ini sangat diperlukan untuk menghasilkan energi yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Maka, yang terpenting adalah bagaimana mengkonsumsi gula secara seimbang agar tidak membahayakan tubuh.
oyaaa ada juga nih cara pengendalian gula darah
Pengendalian kadar gula darah dan insulin dalam tubuh sangat penting dilakukan oleh para penderita diabetes untuk mencegah menurunnya daya tahan tubuh. Hal ini juga bermanfaat sebagai gaya hidup sehat yang berguna tidak hanya bagi penderita diabetes, tetapi juga bagi orang lainnya agar terhindar dari penyakit diabetes.

Mekanisme Pertanian


Mekanisme Pertanian Masih Terganjal Masalah Sosial



Mekanisasi pertanian mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemanenan, hingga pengolahan hasil pertanian belum bisa dijalankan secara optimal karena ada hambatan sosial. Padahal, mekanisasi dapat menekan biaya produksi petani hingga 25 persen.

Menurut Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Astu Unadi, Jumat (1/4) di Jakarta, hingga saat ini mekanisasi pertanian baru bisa berjalan setengahnya, terutama mekanisasi dalam hal pengolahan lahan dan pengolahan hasil pertanian.

Pemrosesan padi dari gabah menjadi beras juga sudah menggunakan mesin, tidak lagi ditumbuk karena bila ditumbuk tingkat kehilangan hasilnya tinggi, kualitas beras jelek, dan biaya tenaga kerja besar serta lamban.


”Meskipun butuh puluhan tahun untuk mengubah budaya, traktor dan mesin penggilingan padi akhirnya diterima petani dan masyarakat,” katanya. Petani sekarang tidak mau lagi mencangkul karena itu pekerjaan berat, begitu pula dengan menumbuk gabah.

Pada tingkatan lain, mekanisasi pertanian sulit berkembang, terutama pada tahap penanaman dan panen.

”Kalau mekanisasi sudah masuk, biaya produksi bisa ditekan lebih rendah sampai 12,5 persen lagi,” katanya.

Sulitnya mekanisasi masuk karena terbentur masalah sosial. Astu mencontohkan, bila menggunakan tenaga manusia untuk penanaman dan panen butuh tenaga kerja 30 orang per hektar per hari dengan upah Rp 40.000 per hari.

Bila menggunakan mesin, selain lebih cepat biaya tanam dan panen bisa ditekan lebih dari separuhnya. Akan tetapi, tenaga kerja akan berkurang banyak.

Investasi mesin pertanian juga sekarang tidak begitu mahal karena sebagian besar sudah diproduksi di dalam negeri.

Mekanisasi penanaman dan pemanenan sulit diterapkan. Bahkan, di beberapa lokasi seperti di wilayah pantai utara Jawa, pernah ada kasus mesin pemanen padi dibakar massa.

Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir menegaskan, mekanisasi pertanian bisa dijalankan di luar Pulau Jawa karena di sana kekurangan tenaga kerja

Kesimpulan :

Walapun telah ada pergeseran menuju bentuk pertanian dengan nilai tambah

yang tinggi, pengaruh diversifikasi tetap terbatas hanya pada daerah dan

komoditas tertentu di dalam setiap sub-sektor. Pengalaman negara tetangga

menekankan pentingnya dukungan dalam proses pergeseran tersebut.

Sebagai contoh, di pertengahan tahun 1980-an sewaktu Indonesia mencapai

swasembada beras, 41% dari semua lahan pertanian ditanami padi, sementara

saat ini hanya 38%; suatu perubahan yang tidak terlalu besar dalam periode

15 tahun. Sebaliknya, penanaman padi dari total panen di Malaysia berkurang

setengahnya dari 25% di tahun 1972 menjadi 13% di 1998. Selain itu seperti

tercatat dalam hasil studi baru-baru ini, ranting pemilik usaha kecil/ pertanian

industrial, hortikultura, perikanan, dan peternakan, yang sekarang ini berkisar

54% dari semua hasil produksi pertanian, kemungkinan besar akan

berkembang menjadi 80% dari pertumbuhan hasil agraris di masa yang akan

datang. Panen beras tetap memegang peranan penting dengan nilai sekitar

29% dari nilai panen agraris. Tetapi meskipun disertai dengan tingkat

pertumbuhan hasil yang tinggi, panen beras tidak akan dapat mencapai lebih

dari 10% nilai peningkatan pertumbuhan hasil. Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah di berbagai bidang yang Diperhatikan yaitu :

1. Memperkuat kapasitas regulasi.

2. Perlu meningkatkan pendapatan petani melalui diversifikasi lebih

Lanjut.

3. Meningkatkan pengeluaran untuk penelitian pertanian.

4. Mendukung cara-cara baru dalam penyuluhan pertanian.

5. Mendukung pertumbuhan ICT

6. Memperbaiki infrastruktur rural.

7. Menjamin berlangsungnya manajemen irigasi

Pertanian

v Pengertian Pertanian

Pertanian adalah kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukanmanusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Sedangakan dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
v Masalah Pangan

Thomas Robert Malthus mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan urusan pangan. Ia meramalkan pertambahan penduduk berlangsung menurut deret ukur sedangkan persediaan makanan bertambah seperti deret hitung
, Dengan teori tersebut kita dapat memperhitungkan bahwa suatu saat manusia di bumi akan mengalami kekurangan pangan. Lihat saja pertumbuhan penduduk saat ini, baik dunia maupun Indonesia menjadi permasalahan paling mendasar dalam pemenuhan pangan. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat permintaan pangan yang tinggi. Jika pertumbuhan penduduk tidak terkontrol, Indonesia akan menghadapi masalah penyediaan pangan dan pemeliharaan gizi masyarakat. Karena semakin tahun pertumbuhan penduduk meningkat maka akan berdampak pula pada permintaan pangan yang juga akan semakin meningkat. Seharusnya permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan ini justru dapat menjadi peluang bagi Indonesia sebagai negara agraris karena sebagian besar mata pencaharian penduduk tergantung sektor pertanian. Tetapi Indonesia yang mempunyai keunggulan komparatif sebagai negara agraris tropis saat ini belum memiliki industri bioteknologi yang mendukung perkembangan agribisnis.

v Permasalahan Sektor Pertanian

Pada saat ini, Indonesia menghadapi kemungkinan krisis pangan yang cukup berat. Krisis ini disebabkan oleh memburuknya krisis agraria. Indonesia harus memperluas areal lahan pertanian agar mampu mengimbangi naiknya grafik konsumsi pangan masyarakat. Masalahnya, pada saat ini ternyata sektor pertanian sudah tidak lagi

menjanjikan. Da
ri data BPS, dalam waktu 10 tahun terakhir telah terjadi alihfungsi lahan sawah seluas 80.000 ha per tahun. Dalam jangka pendek, alih fungsi memang belum terasakan dampaknya terhadap ketahanan pangan. Namun, bila terus terjadi tanpa ada langkah-langkah komprehensif menghentikannya akan mengganggu ketahanan pangan nasional. Permasalahan di sektor ini sebenarnya bukan hanya ancaman yang muncul dari derasnya proses alih fungsi lahan. Di samping itu, menurunnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian juga menjadi ancaman yang nyata pada produktifitas pertanian. Inti dari pembicaraan di atas dalam waktu yang tidak lama lagi, niscaya Indonesia akan mengalami krisis pangan yang merupakan bentuk terburuk krisis agraria. Krisis ini tentunya tidak hanya berimbas pada kehidupan kaum tani sebagai kalangan yang paling menggantungkan hidupnya pada sokongan sumber-sumber agraria. Krisis ini akan menimpa seluruh rakyat Indonesia.

v Langkah yang dilakukan sektor pertanian:

Sebelum men
empuh langkah-langkah yang lebih lanjut setidaknya ada empat aspek yang harus dipenuhi terlebih dahulu untuk melaksanakan pembangnuan pertanian:
(1) akses terhadap kepemilikan tan
ah.
(2) akses input dan proses produksi.
(3) akses terhadap pasar. dan
(4) akses terhadap kebebasan.

Dari keempat prasyarat itu yang belum dilaksanakan secara konsisten adalah membuka akses petani dalam kepemilikan tanah dan membuka ruang kebebasan untuk berorganisasi dan menentukan pilihan sendiri dalam berproduksi. Pemerintah hingga kini selalu menghindari kedua hal itu karena dianggap mempunyai risiko politik tinggi. Kebijakan pemerintah lebih banyak difokuskan pada produksi dan pasar. Reformasi agraria hingga kini adalah jalan terbaik bagi negara-negara agraris seperti Indonesia untuk melakukan transformasi sosial-ekonomi dan membangun fondasi ekonomi nasional yang kokoh. Ke empat syarat itu merupakan hal yang paling penting untuk membangun pertanian yang kuat.

Ø Kesimpulan:

Sektor pertanian memang merupakan sektor utama perekenomian dari sebagian besar negara – negara berkembang seperti Indonesia.Perkembangan pertanian dari dulu hingga saat ini belum menunjukkan perkembangan yang melonjak tinggi. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar bagi Indonesia, jika kita lebih meningkatkan dan menempuh langkah-langkah yang benar untuk membangun pertanian di Indonesia maka permasalahan sektor pertanian akan berkurang dan akan berdampak baik bagi masyarakat karena akan mengurangi permasalahan pangan dan kemiskinan.

Max Weber


Maximillian Weber(MaxWeber)

maximillian weber atau yang lebih akrab dengan panggilan max weber ini lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864 – meninggal di München, Jerman, 14 Juni 1920 pada umur 56 tahun) yang dikenal sebagai seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara modern.
Kehidupan Weber secara detail didokumentasikan oleh istrinya, Marianne Weber (1870-1954) di dalam buku biografinya yang terbit pada tahun 1975. Beberapa intelektual lain juga banyak yang menulis tentang kehidupan, misalnya Arthur Mitzman, The Iron Cage (1971), Reinhard Bendix, Max Weber: an Intellectual Potrait (1960), dan Paul Honigsheim, On Max Weber (1968). Karya dan pemikiran Weber juga banyak dibahas, seperti Constans Seyfarth dan Gert Schmidt (1977), Vitri Murvar (1983), dan Dirk Kasler (1988).

Karya utamanya berhubungan dengan rasionalisasi dalam sosiologi agama dan pemerintahan, meski ia sering pula menulis di bidang ekonomi. Karyanya yang paling populer adalah esai yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, yang mengawali penelitiannya tentang sosiologi agama. Weber berpendapat bahwa agama adalah salah satu alasan utama bagi perkembangan yang berbeda antara budaya Barat dan Timur. Dalam karyanya yang terkenal lainnya, Politik sebagai Panggilan, Weber mendefinisikan negara sebagai sebuah lembaga yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekuatan fisik secara sah, sebuah definisi yang menjadi penting dalam studi tentang ilmu politik Barat modern.
Evaluasi. Pentingnya Weber selama hidupnya sangat besar di kalangan ilmuwan sosial Jerman, banyak di antaranya adalah teman-teman pribadinya di Heidelberg dan Berlin, tetapi kenyataan bahwa beberapa karyanya diterbitkan dalam bentuk buku selama masa hidupnya dan karena sebagian besar surat kabar yang telah dibatasi spesialis masyarakat akademis diterbitkan, dampaknya terasa setelah kematiannya. Satu-satunya pengecualian adalah perumusan "imperialisme liberal" pada tahun 1895, tesis dibahas secara luas dalam Protestantisme dan kapitalisme dan serangan yang luas pada kebijakan luar negeri dan domestik Jerman selama Perang Dunia di halaman-halaman Frankfurter Zeitung, yang dirangsang sentimen liberal melawan perang bertujuan Pemerintah Jenderal Erich Ludendorff untuk melihat dia sebagai pengkhianat. Secara umum dapat dikatakan bahwa jasa terbesar dari Weber sebagai seorang pemikir yang membawa ilmu-ilmu sosial di Jerman, sampai sekarang terutama berkaitan dengan isu-isu nasional, dalam kondisi kritis langsung
Disisi lain dapat didefinisikan kembali dari maksud Weber yang hakiki sebagai kemampuan seorang pemimpin untuk mendapatkan kehormatan, ketaatan serta kehebatan terhadap dirinya sebagai sumber dari kekuasaan tersebut. Dan apa yang dilakukan pemimpin kharismatik guna memaksakan kekuasaannya terhadap mereka yang dipimpin olehnya, serta bagaimana dilaksanakannya. Dan hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa kharisma itu berlaku melalui persepsi pengikutnya sehingga kedudukan Kharisma dapat berbeda atas pemimpin lainnya. Proses ini secara umum dapat dikatakan sebagai suatu interaksi antara pemimpin dengan pengikutnya. Dan dalam interaksi itu terdapat suatu integritas bahwa ketika pemimpin itu mengunkapkan maka pengikutnya menerima tentang pengenalan dirinya sebagi pemimpin dan tentang pendapatnya mengenai dunia mereka yang sebenarnya, dan bagaimana semestinya dunia itu. Dan hal yang harus ditekankan pada pemimpin kharismatik adalah kepemimpinan nasional yang mampu menggandeng semua kelompok, golongan, etnis, suku, agama dan siapapun saja untuk mendapatkan kesetiaan.
 
 
Blogger Templates